Doclang Khas Bogor di Jembatan Merah

Bogor, seolah tak mau kalah dengan Bandung, juga menawarkan berbagai kuliner lezat yang menjadi daya tarik wisatawan lokal. Mau hidangan lokal atau hidangan ala Barat, semuanya patut dicoba. Tapi perlu saya akui, kuliner tradisional khas Bogor memang enak. Sebut saja cungkring, asinan jagung, seupan taleus, lumpia basah, tauge goreng, soto mie, dan soto kuning. Semuanya enak disantap dalam situasi apapun.

Tapi di antara kuliner tradisional yang terkenal tersebut, ada kuliner tradisional khas Bogor yang sudah mulai langka. Namanya doclang. Karena langka, wajar bila anda juga baru mendengarnya kali ini. Meski namanya mirip, tapi doclang berbeda dengan docang khas Bogor, bahkan tidak ada kemiripan dari segi rasa dan resep sama sekali. Doclang lebih mirip kupat tahu dan ketoprak, dengan bumbu utama adalah kacang.

Penjual doclang yang paling terkenal adalah "Doclang 405" atau yang lebih terkenal dengan "Doclang Jembatan Merah", karena lokasinya yang dekat dengan jembatan merah Bogor, tak jauh dari Stasiun Bogor. Penjualnya hanya menggunakan gerobak dan di emperan toko yang bernama "Toko Emperan Laris". Meskipun hanya berjualan di emperan toko, jangan diremehkan, tempatnya terkenal dan pembelinya banyak!

Langsung saja saya memesan dan duduk di atas bangku plastik merah. Sang penjual langsung menyiapkan dan tak lama sudah tersaji di tangan saya. Seporsi doclang terdiri dari lontong, kentang goreng, tahu goreng, telur rebus, kemudian disiram dengan saus kacang dan kecap manis. Tak lupa juga bawang goreng dan kerupuk sebagai pelengkap.


Apa bedanya dengan kupat tahu? Nah, ciri khas dari doclang adalah ketupat atau lontongnya tidak dibungkus dengan daun pisang, melainkan dengan daun patat. Daun patat berasal dari tumbuhan sejenis kunyit, dan sudah dikenal lama oleh masyarakat Bogor sebagai pembungkus makanan karena teksturnya yang halus dan berserat. Efeknya ke dalam lontong adalah lebih tahan lama.

Menurut indra pengecapan saya, yang membuat hidangan ini istimewa adalah bumbu kacangnya. Gurih dengan sedikit aksen rasa manis yang muncul dari kecap. Enak! Di samping rasanya yang enak, harganya juga terjangkau, yakni hanya Rp12ribu per porsi. Pantas saja ramai pembeli.




Rasa penasaran dengan angka 405 membuat saya mencari tahu. Usut punya usut, angka "405" ini berasal dari nama pemiliknya, yakni Kang Aos. Agak alay juga ya, hehehe... *peace*

Karena lokasinya tak jauh dari Stasiun Bogor, bisa luangkan waktu dan berjalan kaki ke jembatan merah untuk mencicipi hidangan asli Bogor yang sudah mulai langka ini.

Doclang 405 (Doclang Jembatan Merah)
Jl. Kapten Muslihat no.22, Cibogor
Kota Bogor, Jawa Barat - buka 24 jam

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Comments


EmoticonEmoticon