Makan Siang di Nasi Campur Bintang, Kedai Nasi Campur Pertama di Bandung

Menurut saya, Bandung itu surganya kuliner enak, baik dari yang halal sampai mengandung babi, ada semua! Saking banyaknya, rasanya tidak mungkin hanya sekali atau dua kali mengunjungi Bandung untuk mencoba berbagai makanannya yang lezat.

Ada satu fakta yang tidak bisa saya sangkal: nasi campur di Bandung enak-enak! Dan berbeda dengan Jakarta yang lebih banyak penjual nasi campur berupa cabang, di Bandung sangat banyak ditemukan penjual nasi campur dengan ciri khas dan resepnya masing-masing. Datang saja ke jalan  Cibadak pada malam hari, setidaknya saya temukan 4 sampai 5 penjual nasi campur gerobakan yang berbeda.

Tapi kali ini bukan kuliner jalan Cibadak yang ingin saya bahas, melainkan di jalan Kelenteng. Bagi orang Bandung, pasti sudah familiar dengan jalan Kelenteng. Disebut sebagai jalan Kelenteng karena di sini ada kelenteng tertua di Bandung. Kawasan ini juga disebut sebagai pecinan atau chinatown-nya Bandung. Bila sempat, luangkan pagi hari untuk mencari sarapan di sini. Ada banyak penjual makanan! Sebut saja dari aneka kue basah, ambokueh, sate babi, nasi cimplung, cuanki, dan tak ketinggalan nasi campur.

Setidaknya ada tiga penjual nasi campur di sini. Di antara ketiga penjual nasi campur tersebut, saya mencoba yang paling legendaris: Nasi Campur Bintang.

Kenapa disebut legendaris? Karena Nasi Campur Bintang merupakan kedai nasi campur pertama di kawasan ini, dan kabarnya justru kedai nasi campur pertama di Bandung! Kabar tersebut bisa jadi benar, sebab setidaknya kedai Nasi Campur Bintang sudah ada sejak tahun 1970an.

Menu andalannya, tentu nasi campur. Pilihan nasinya bisa nasi putih atau nasi hainam. Saya pilih nasi hainam, yakni nasi yang dimasak dengan jahe dan kaldu ayam sehingga rasanya lebih gurih dan aromanya lebih harum dibandingkan nasi putih.


Seporsi nasi hainam dengan aneka lauk pun tiba. Ada ayam rebus, char siu (babi panggang merah), samcan, telur kecap, bakso goreng, kuping babi, dan irisan timun. Jujur saja, nasi hainamnya sendiri terasa standar, malah menurut saya kurang harum. Saya masih pernah beberapa kali menemukan nasi hainam yang lebih wangi di Bandung. Tapi hal itu masih bisa dimaafkan, sebab porsi dagingnya lumayan banyak, terutama char siu, melimpah! Char siu terasa empuk karena banyak bagian dagingnya, tidak berlemak. Sedangkan samcannya renyah, walaupun tidak segaring samcan Epenk. Tapi lemaknya membuat samcan terasa juicy! Sate babinya agak keras, bumbu kemirinya kurang terasa, tapi terasa tetap enak. Demikian juga dengan bakso gorengnya, renyah dan padat.

Secara keseluruhan, nasi campur di sini tergolong enak! Meskipun menurut saya masih ada kedai nasi campur yang lebih enak di Bandung. Porsi dagingnya yang melimpah menjadi keunggulan.

Harganya Rp50ribu per porsi (per April 2019). Menurut saya masih harga yang wajar untuk seporsi nasi hainam campur.

Nasi Campur Bintang
Jl. Kelenteng no.40, Andir
Kota Bandung, Jawa Barat
Jam buka: 07.00 - 18.00

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Comments


EmoticonEmoticon